Dalam sosiologi keluarga dikenal berbagai pembedaan antara keluarga bersisitem konsanguinal dan keluarga bersisitem konjugal, antara keluarga orientasi dan keluarga prokreasi, dan antara keluarga batih dan keluarga luas. Kita mengenal beberpa tipe keluarga luas, seperti joint family, dan keluarga luas virilokal.
Setiap masyarakat mengenal aturan mengenai siapa yang boleh dan tidak boleh dinikah. Salah satu di antaranya ialah larangan hubungan sumbang, yang melarang hubungan dengan keluarga yang sangat dekat.
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis perkawinan:monogamy dan poligami. Poligami dibagi kembali ke dalam bentuk-bentuk perkawinana poligini, poliandri, dan perkawinan kelompok. Kita pun mengenal bentuk oligini khusus yang dinamakan poligini sororal. Aturan lain yang berlaku dalam hubungan perkawinan ialah eksogami dan endogamy.
Dalam hal penarikan garis keturunan kita mengenal aturan-aturan patrilineal, bilateral, matrilineal, keturunan rangkap, dan sistem ambilineal.
Pola menetap berbeda –beda, yaitu pola patrilokal, pola matri-patrilokal, pola matri local, pola patri-matrilokal, pola bilokal, pola neolokal, dan pola avunculokal.
Para ilmuwan sosial ahli sosiologi mengidentifikasikan berbagai fungsi keluaraga, yaitu fungsi-fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan dan ekonomi.
Setiap masyarakat mengenal aturan mengenai siapa yang boleh dan tidak boleh dinikah. Salah satu di antaranya ialah larangan hubungan sumbang, yang melarang hubungan dengan keluarga yang sangat dekat.
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis perkawinan:monogamy dan poligami. Poligami dibagi kembali ke dalam bentuk-bentuk perkawinana poligini, poliandri, dan perkawinan kelompok. Kita pun mengenal bentuk oligini khusus yang dinamakan poligini sororal. Aturan lain yang berlaku dalam hubungan perkawinan ialah eksogami dan endogamy.
Dalam hal penarikan garis keturunan kita mengenal aturan-aturan patrilineal, bilateral, matrilineal, keturunan rangkap, dan sistem ambilineal.
Pola menetap berbeda –beda, yaitu pola patrilokal, pola matri-patrilokal, pola matri local, pola patri-matrilokal, pola bilokal, pola neolokal, dan pola avunculokal.
Para ilmuwan sosial ahli sosiologi mengidentifikasikan berbagai fungsi keluaraga, yaitu fungsi-fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan dan ekonomi.
Ikatan perkawinan kadang kala berakhir dalam perpisahan atau bahka perceraian. Peningkatan laju perceraian membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai. Selain itu dalam berbagai masayarakat Barat kini telah berkembang gaya hidup menyimpang seperti hidup bersama di luar nikah, keluarga orang tua homoseks, dan hidup membujang.
Keluarga bukan hanya berfungsi untuk menyalurkan perasaan anggota keluarga namun sering menjadi ajang pelampiasan nafsu seperti kekerasan dalam keluarga.
Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan ialah institusi pendidikan formal. Para ahli sosiologi pendidikan membagi kelompok bahasan mereka menjadi sosiologi pendidikan dikaitkan dengan berbagai fungsi. Dalam kaitan ini ada ahli sosiologi yang membedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten.
Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Menurut definisi Durkheim, agama ialah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci, dan kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Menurut Bellah di luar istitusi-intitusi agam kita mengenal adnay civil religion yaitu kepercayaan dan ritual di luar agama yang dijumpai pada institusi politik.
Dalam sosiologi agama dibedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten. Ada ahli sosiologi yang mengemukakan bahwa agama mempunyai disfungsi juga.
Dalam banyak masyarakat perubahan sosial sering diiringi dengan segala sekularisme. Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa proses ini sering kali memancing reaksi dari kalangan agama, yang dapat berbentuk perlawanan maupun penyesuaian diri.
Kesalingketerkaitan antara institusi agama dan institusi lain merupaka salah satu pokok kajian sosiologi agama. Kesalingketerkaitan yang dikaji antara lain mencakup institusi-institusi keluarga, politik, ekonomi, dan pendidikan.
Keluarga bukan hanya berfungsi untuk menyalurkan perasaan anggota keluarga namun sering menjadi ajang pelampiasan nafsu seperti kekerasan dalam keluarga.
Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan ialah institusi pendidikan formal. Para ahli sosiologi pendidikan membagi kelompok bahasan mereka menjadi sosiologi pendidikan dikaitkan dengan berbagai fungsi. Dalam kaitan ini ada ahli sosiologi yang membedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten.
Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Menurut definisi Durkheim, agama ialah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci, dan kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Menurut Bellah di luar istitusi-intitusi agam kita mengenal adnay civil religion yaitu kepercayaan dan ritual di luar agama yang dijumpai pada institusi politik.
Dalam sosiologi agama dibedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten. Ada ahli sosiologi yang mengemukakan bahwa agama mempunyai disfungsi juga.
Dalam banyak masyarakat perubahan sosial sering diiringi dengan segala sekularisme. Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa proses ini sering kali memancing reaksi dari kalangan agama, yang dapat berbentuk perlawanan maupun penyesuaian diri.
Kesalingketerkaitan antara institusi agama dan institusi lain merupaka salah satu pokok kajian sosiologi agama. Kesalingketerkaitan yang dikaji antara lain mencakup institusi-institusi keluarga, politik, ekonomi, dan pendidikan.
Sosiologai ekonomi mempelajari kompleks kwgiatan yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat langka. Ahli sosiologi perekonomian mempelajari institusi yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat.
Dalam perkembangan sejarah kita menjumpai berbagai ideology ekonomi, yaitu merkentilisme, kapitalisme, dan sosialisme. Dalam masyarakat dijumpai berbagai bentuk organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa ini, seperti ologopoli dan perusahaan multinasional.
Sosiologi mempelajari institusi politik, yaitu perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Menurut Weber kekuasaan ialah kemungkinan untauk memaksakan kehendak terhadap perilaku orang-orang lain. Weber membedakan antara kekuasaan dan dominasi. Suatu dominasi memerluakan keabsahan. Weber membedakan antara tiga jenis dominasi: dominasi kharismatis, dominasi tradisional, dan dominasi legal-rasional. Sosiologi polotik mempelajari pula proses politik. Suatu masalah yang dikaji adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dan konsensus.
Weber dan Michels memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara birokrasi dan demokrasi. Keduanya berpandangan bahwa baik organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai kecenderungan untuk menjadi organisasi yang bersifat birokratis dan ologarkis.
Dalam perkembangan sejarah kita menjumpai berbagai ideology ekonomi, yaitu merkentilisme, kapitalisme, dan sosialisme. Dalam masyarakat dijumpai berbagai bentuk organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa ini, seperti ologopoli dan perusahaan multinasional.
Sosiologi mempelajari institusi politik, yaitu perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Menurut Weber kekuasaan ialah kemungkinan untauk memaksakan kehendak terhadap perilaku orang-orang lain. Weber membedakan antara kekuasaan dan dominasi. Suatu dominasi memerluakan keabsahan. Weber membedakan antara tiga jenis dominasi: dominasi kharismatis, dominasi tradisional, dan dominasi legal-rasional. Sosiologi polotik mempelajari pula proses politik. Suatu masalah yang dikaji adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dan konsensus.
Weber dan Michels memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara birokrasi dan demokrasi. Keduanya berpandangan bahwa baik organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai kecenderungan untuk menjadi organisasi yang bersifat birokratis dan ologarkis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar